multazamwisata.co.id – Gua Hira merupakan tempat bersejarah bagi umat Islam. Di Gua Hira Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali dari Allah SWT berupa Alquran yang disaampaikan melalui Malaikat Jibril berupa Surat Al Alaq.
Gua Hira, terletak di Gunung Jabal Nur. Letak Jabal Nur berada di kawasan Hejaz berjarak sekitar 7 kilometer dari Masjidil Haram. Jabal Nur merupakan gunung bebatuan yang sangat terjal. Nama Jabal Nur berarti gunung cahaya (jabal artinya gunung, nur artinya cahaya). Dinamakan Jabal Nur karena gunung tersebut terdapat Gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril berupa surat Al Alaq.
Gua Hira merupakan gua kecil dengan panjang 3,5 meter dan lebar 1,5 meter, serta letaknya berada 4 meter dari atas bagian puncak gunungnya.Pada malam hari, Jabal Nur tersinari lampu dari Kota Mekkah sehingga tidak terlalu gelap gulita. Banyak umat Islam berkunjung ke Gua Hira sengaja menjelang Magrib sekaligus salat di puncak Jabal sambil melihat Gua Hira.Terpaan angin menambah kesahduan pengunjung merasakan dinginnya udara di Gua Hira.
Jarak naik ke Gua Hira sekitar 645 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian dan kecuraman yang tinggi, sehingga pengunjung harus berhati-hati karena jalan sangat terjal.Dengan kondisi tersebut dibutuhkan stamina dan fisik yang kuat. Tak sedikit jemaah memilih tidak melanjutkan ke puncak Jabal Nur karena kelelahan dan istirahat pada tempat duduk yang sederhana. Bagi yang kehausan banyak pedagang yang menawarkan air mineral.
Jika lancar, pengunjung bisa sampai ke puncak ke Jabal Nur sekitar 1 jam. Tapi kalau banyak istirahat bisa mencapai 1-1,5 jam. Dari puncak Jabal Nur hanya butuh beberapa menit ke Gua Hira karena jaraknya sekitar 50 meter. Tetapi itu pun kalau normal.Gua Hira adalah tempat berkontemplasi Nabi Muhammad SAW sejak muda hingga menikah dengan Siti Khadijah.
Bahkan pada bulan Ramadan, hal itu lebih ditingkatkannya lagi, disertai dengan membagikan makanan dan sedekah kepada fakir miskin yang membutuhkan.
Zakky Mubarak (NU Oline, 28 Januari 2018), menggambarkan peristiwa turunnya Alquran.Pada suatu malam di bulan Ramadan, tahun 610 M, di sudut Gua Hira, Nabi Muhammad SAW dikejutkan oleh turunnya wahyu yang pertama dari Allah.
Sebagaimana hadits yang bersumber dari Aisyah Ummul Mukminin radliyallahu ‘anha, ia berkata: Permulaan wahyu yang diterima oleh Rasulullah adalah ar-ru’ya ash-shalihah (mimpi yang baik) dalam tidur.
Biasanya mimpi yang dilihatnya itu jelas laksana cuaca pagi. Kemudian beliau jadi senang menyendiri; lalu menyendiri di Gua Hira untuk bertahannuts.Beliau bertahannuts, yaitu beribadah di sana beberapa malam, dan tidak pulang ke rumah istrinya. Dan untuk itu beliau membawa bekal.
Kemudian beliau pulang kepada Khadijah, dan dibawanya pula perbekalan untuk keperluan itu, sehingga datang kepada beliau Al-Haqq (kebenaran, wahyu) pada waktu beliau berada di Gua Hira.
Maka datanglah kepada beliau malaikat dan berkata, “Bacalah!” Jawab beliau, “Aku tidak bisa membaca.” Nabi bercerita, “Lalu malaikat itu menarikku dan memelukku erat-erat hingga aku kepayahan”.
Kemudian ia melepaskanku dan berkata lagi, “Bacalah!” dan aku menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Aku lalu ditarik dan dipeluknya kembali kuat-kuat hingga habislah tenagaku. Seraya melepaskanku, ia berkata lagi, “Bacalah!” Aku kembali menjawab, “Aku tidak bisa membaca”.
Kemudian untuk ketiga kalinya ia menarik dan memelukku sekuat-kuatnya, lalu seraya melepaskanku ia berkata, (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena); (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq, 96:1-5).
Kemudian Nabi pulang ke rumah istrinya, Khadijah binti Khuwailid dengan hati gemetar ketakutan. Beliau memohon kepadanya, “Selimutilah aku!” Mereka menyelimuti beliau hingga hilanglah ketakutannya.
Sejarah turunnya wahyu Alquran itulah yang melandasi umat Islam ingin melihat Gua Hira. Mereka ingin melihat bagaimana rupa dan kondisi Gua Hira dan merasakan pendakian yang begitu berat dialami Nabi Muhammad SAW.Banyak umat Islam yang berlinang air mata menapaki Gunung Jabal Nur. Sesekali mereka menengadahkan tangan berdoa kepada Allah SWT.
Sumber : kabarbanten.pikiran-rakyat.com